Iman itu perkara hati yang tak terlihat mata, namun cirinya terlihat lewat amalan raga. Maka yang shalat, puasa, berhijab belum tentu beriman, tapi yang beriman pasti shalat, puasa, dan auratnya ditutupkan. Karena iman itu pengakuan, yang mewajibkan adanya pembuktian, maka semakin banyak bukti, maka semakin kokoh keimanan. Maka Al-Qur'an dalam ratusan ayat mengajak manusia berfikir, dalam alam, dalam hidup dan manusia ada tanda yang diukir. Semakin banyak bukti, semakin kuat keyakinan, sampai satu titik keyakinan itu jadi tak tergoyahkan. Saat iman pada Allah sudah mewujud berdasarkan bukti, saat diminta, jangankan harta, nyawapun tak berat untuk diberi. Namun bukan keyakinan sesuatu yang muncul dari emosi. Ia datang saat beramai-ramai dan pergi saat merasa sendiri. Jadi istiqamah itu datangnya dari keyakinan, dan keyakinan itu perlu pembuktian. Dan siapapun yang mampu membuktikan eksistensi Allah, maka menaati Allah dan istiqamah menjadi perkara yang tidak susah. Namun bagi yang tidak meyakini Allah secara sempurna, menaati Allah seolah jadi beban yang mengekang jiwa. Dan bagi mereka yang beriman, ada kebebasan dalam ketaatan.
Terima kasih Infonya bunda.
BalasHapusCoba cek di sini untuk info lainnya..