My Blog Viewers :)

Minggu, 29 September 2013

Jangan Pernah Mengurusi Urusan Allah

Assalamu'alaikum wr. wb

Apa kabar saudaraku? Ku harap kau baik-baik saja, senantiasa berada dalam lindungan dan rahmat Allah swt, mendapatkan ridha-Nya dan menjadi umatnya Nabi Muhammad saw. (Aamiin aamiin aamin yaa Rabbala'lamin)

Saudaraku yang ku cintai karena Allah, mungkin ini bisa jadi renungan untuk kita semua sekaligus menjadi bahan introspeksi diri ini yang lalai dari agama-Nya.  Bukannya aku ingin menggurui, namun aku hanya ingin men-share apa yang terkadang aku rasakan, mengenai diri ini yang kadang ego terhadap keputusan-Nya.

"Sawaabiqul himami laa takhrifu aswaarol aq'daari"

Semangatmu yang menggebu tak akan dapat menembus hijab ketentuan Allah swt.  Saudaraku, terkadang kita membuang banyak energi dan tenaga untuk mencapai sebuah niat dan tujuan bukan? Ya, Pasti! berulang kali kita berusaha agar tujuan kita tercapai.  Aku juga seperti itu, yaah kita semua.  Namun, kembali hati ini bertanya "Bukankah takdir Allah itu urusan-Nya semata?" Ya Benar! tugas kita hanya berusaha, berusaha untuk tetap berada dijalan yang diridhai-Nya.
Terkadang kita bekerja keras, berikhtiar untuk mencapai tujuan dan cita-cita, namun seringkali kita lupa bahwa didepan sana, dalam proses usaha kita ada semacam benteng yang kokoh, yang tak mungkin seorangpun mampu menerobosnya, Yah! benteng itu adalah Hijab takdir atau Kekuasaan-Nya.

Kamu boleh berkehendak.  Kita boleh merencanakan.  Namun, kita semua pasti tahu kalau kehendak kita tak akan mampu mengalahkan kehendak-Nya.  Allah tak mau dan tak mungkin diatur oleh hamba-Nya, yang memaksakan kehendak demi mencapai tujuan dan cita-cita.
Itulah sebabnya mengapa kita harus menanamkan iktikad tentang takdir Allah.  Untuk apa? Agar manusia benar-benar menyadari bahwa daya, upaya, energi dan kekuatannya itu tak sebanding dengan kekuasaan Allah.  Kita, sangat kecil dan tak berarti.

Tenangkanlah jiwamu dari urusan duniawi, sebab apa yang telah dijanjikan Allah, janganlah kamu turut memikirkannya

Saudaraku yang lembut hatinya,
apakah engkau menyadari bahwa kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was-was, selalu mengkhawatirkan kejadian-kejadian yang "tidak enak" yang akan menimpa.  Orang tidak tenang karena membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok hari, lusa, setahun kemudian atau masa depannya.  Ketakutan itu karena khawatir nasibnya tidak beruntung.  Padahal "kejadian-kejadian" yang dia pikirkan itu belum tentu terjadi.

Satu hal yang terkadang diri ini malu dihadapan-Nya adalah terkadang akupun seperti itu. (Astaghfirullah) aku selalu merasa risau, maka aku masih kurang Tawakal.  Ya Rabb ampuni aku.
Berdasakan buku Durrotul Ilmi Jilid I karya KH. Imam Bukhory Al-Habsy Al-Ayyuby orang-orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang teguh pada surat Ath Thalaq ayat 3 yang artinya : "Barangsiapa yang mau bertawakal (berserah diri) kepada Allah, pasti Dia akan mencukupi kebutuhannya"

Beliau mengatakan bahwa jika kita berpegang teguh terhadap ayat Allah tersebut kita tidak akan sibuk mengurusi urusan Allah yang kita sendiri tidak pernah mengetahuinya, apakah benar-benar terjadi atau tidak.  Kita telah berikrar bahwa diri ini adalah hamba-Nya.  Jika demikian maka kita harus menempatkan diri kita sebagai Budak. yah, Budak.  Seorang budak yang tidak memiliki hak untuk ikut campur urusan Tuannya.

Saudaraku,
Kita sebagai seorang hamba Allah haruslah percaya sepenuh jiwa bahwa Dia telah menetapkan cara dan sarana penghidupan untuk memenuhi kebutuhan makhluknya.  Bukankah kekasih-Nya, Baginda Rasulullah saw pernah bersabda,"Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sepenuh hati, pasti kamu akan mendapatkan rezeki seperti rezekinya burung yang ketika pagi meninggalkan sarang perutnya kosong, ketika sore hari pulang ke sarang perutnya penuh" (HR. At Turmudzi)

Oleh karena itu, kewajiban bagi diri ini adalah mengikuti kehendak Allah dengan senang dan dengan itikad yang baik.  Nasehat bagi diri ini adalah : wahai tubuhku, wahai jiwaku, khusyuklah dalam menjalankan ibadah secara benar, bantulah aku untuk menjadi hamba Allah yang baik, yang patuh dan tak pernah sibuk mengurusi urusan-Nya. Aamiin.

Yaa Allah, Yaa Rabb, ampunilah diri ini yang terkadang lancang ingin mengetahui apa yang Engkau sudah tetapkan kepadaku.  Ampunilah hati ini yang sering memaksakan keinginan yang tak sepatutnya ku paksakan kepada-Mu.. Ampunilah aku Rabbi..
Wassalamu'alaikum wr. wb

Setya Rosa Gallica

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon masukkan komentar, saran dan kritik kalian ya :) Terima kasih sudah berkunjung :)