Rabu, 21 April 2021

Misi 9 Matrikulasi Batch 9 Institut Ibu Profesional

Mereka Adalah Rumah.

Aku bukanlah Ummah terbaik, dan takkan pernah bisa mendapatkan gelar itu. Sungguh... sulit sekali rasanya. Tapi aku mencoba dan terus mencoba.

Pun aku bukanlah istri terbaik di dunia ini, karena aku tahu aku banyak kekurangan. Terlepas dari itu, aku selalu berusaha untuk memberikan yang aku bisa. Begitu pula dengan harapanku. Tentu aku berharap agar anak-anakku tumbuh menjadi anak sholeh dan sholehah yang berbakti dan bermanfaat. Rasanya setiap orangtua memiliki keinginan tersebut, yah? Segala daya upaya dikerahkan sedemikian rupa. Tulang dibanting begitu rupa bekerja. Tanpa henti, demi mereka. Tak sadar... ada hal yang tak bisa dipungkiri.

Bahwa aku, hanyalah hamba yang lemah dengan segala usaha. Yang hanya bisa mengirim jutaan doa. Untuk mengiringi segenap upaya. Maka jika aku dapat menuliskan doa, izinkan aku untuk mengukirnya ditengah ketidak sanggupanku.

"Ya Allah, Engkau mengetahui segala kekurangan dan kekhilafanku. Terkadang lalai dan lupa. Maka, didiklah dan jagalah mereka untukku, ya Allah.  Agar selalu berada di jalanMu."Aamiin.

Semua ini, untuk mereka... yang kusebut rumah.

buya, aku pernah mendengar bahwa Keberhasilan seorang laki-laki adalah ketika anak perempuannya mencari jodoh serupa ayahnya. Mencari pendamping yang tepat adalah kewajiban kita, menjadi ibu dan ayah terbaik adalah hak mereka.  Kita Tidak Sedang (Dan Takkan) Berlomba. Aku harus lebih cepat, karena aku kompeten. Aku harus terdahulu, karena aku lebih tahu. Apakah kita berpikir ini sebuah perlombaan ?Bukan, ini bukanlah sebuah perlombaan. Siapa cepat dia menang. Bukan itu. Kita tidak sedang berlomba. Hanyalah kita sedang berjalan mencari arah terbaik yang akan ditempuh. Jika kau mengatakan bahwa rumah tangga akan selalu baik-baik saja, lantas bagaimana caranya kau tahu tangga itu tidak licin dan menanjak tajam? Atau anak tangga yang ditapaki sedikit sulit, meliuk, dan bahkan terjal. Bisa kau pastikan hal itu tak ada?

Lantas, tak berarti kau merasa selalu menang dan terdahulu, kan? Ada kalanya kau di depan. Pun masanya kau berada di belakang.  Di belakang tak melulu berarti kalah. Di depan tak selalu menang. Menyelaraskan langkah agar beriringan, kurasa itu yang pantas. Sehingga kamu berada di belakangku untuk mendukungku, dan akupun akan melakukan sebaliknya. Mengalahkan ego yang mendominasi, agar tak menjadi gebunya emosi.  Memperlambat langkah ketika terlalu sulit, memastikan sampai tujuan dengan selamat. Mempercepat langkah ketika tahu pasti, tujuan telah dicapai. Agar dapat saling memahami dan mengerti. Menyatukan dua kepala untuk satu ide kapal baru. Mengarungi rumah tangga ikuti alur. Membaca peta bersama, selaraskan niat. Karena kita tidak sedang berlomba. Dan takkan menjadi perlombaan.

Buyanya Shabira, Suamiku, semoga hati kita memiliki samudera kesabaran dan samudera kesyukuran. Mungkin luasnya cukup sedemikian, sebagai manusia. Mungkin dalamnya cukup sedemikian, sebagai hamba.Kalau ada setitik noda jatuh di atasnya, akan lenyap seketika. Kalau ada badai di salah satu lautnya, tidak akan mampu membuat gejolak di dasar samuderanya. Semoga kesabaran seluas samudera cukup untuk menjadi bekal. Dan rasa syukur dengan luas yang sama, cukup untuk menjadi senjata. Meski kita tahu, ujian itu seluas alam semesta, tidak akan berhenti sampai kita dipanggil-Nya. I love you ❤️

Rabu, 14 April 2021

Prasasti Petualang Setya

ZONA 4 - Pelayaran Menuju Pulau Cahaya

Definisi Karya yang membahagiakan adalah 4E (Enjoy, Easy, Excellent dan Earn)

Alhamdulillah, hari ini telah terlaksana sebuah misi dari Ibu Profesional yang mengharuskan saya sebagai tipikal ibu rumah tangga di belakang layar, namun kali ini harus muncul di permukaan alias Live Streaming instagram tentang sebuah karya saya yang mengandung 4E (Enjoy, Easy, Excellent dan Earn).

Nah, sebelum masuk ke intinya, saya akan sedikit memberikan pemaparan apasih definisi sebuah karya yang membahagiakan apabila memiliki 4E.

Enjoy saat mengerjakannya, kita berbinar-binar dan semangat. Tidak merasakan beban apapun karena menikmati tugas atau hal yang kita lakukan tersebut. kemudian Easy yaitu ketika menemukan tantangan, dapat dengan mudah menyelesaikannya.  Excellent adalah saat kita dpat menikmati aktivitas kemudian muncul external motivation, selalu menambah jam terbang sehingga hasilnya menjadi meningkat dan bagus.  Dan Earn adalah kita mulai produktif berkarya dan membagikan hasil karya kita tersebut.

Ketika diminta membuat jurnal Prasasti karya dan dibuat live streamingnya, saya dengan mantab mengatakan "Food Photography".  Ketika disebutkan apakah itu mengandung 4E ((Enjoy, Easy, Excellent dan Earn)? Absolutely Yess !! Kecintaan saya dalam dunia kuliner baik masakan dan photography-nya membuat saya tau bahwa inilah passion saya. Berawal dari hobi kuliner saya, kemudian mengolah bahan mentah menjadi sebuah masakan sedaap untuk dihidangkan, lalu munculah ide untuk mengabadikannya dalam bentuk foto untuk di pajang dilaman instagram pribadi saya. Seiring berjalannya waktu, banyak dari followers saya yang menanyakan resep, dari situ mulailah saya yang awalnya tidak percaya diri untuk menulis resep masakan yang saya buat.  Dari semua proses itu saya benar benar menikmatinya dan merasakan 4E tadi ada dalam passion saya ini.  Bahkan ketika menulis Prasasti dalam bentuk jurnal ini membuat saya merasakan adrenalin saya meningkat dan bersemangat dalam menuliskannya.  Benar bahwa yang dikatakan "Pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar".  Iseng dari hobi masak, kemudian di abadikan dalam bentuk foto aestetik ternyata ini menjadi pembuka peluang pintu rejeki saya. Tidak sedikit yang menanyakan tarif endorse (meski saya tidak membukanya), meminta di fotokan produknya, bahkan sampai minta di review jualan kulinernya.  Ini semua membuat saya merasakan kebahagiaan yang tidak dapat dinilai.  Meski tak dapat dipungkiri, saya juga bukan seseorang yang expert di bidang food photography ini, saya hanya menggunakan Handphone sehari hari untuk mengabadikan hasil masakan saya.  Bukan kamera dan Handphone yang canggih, namun karena mengerjakan dengan Enjoy saya sangaat menikmati setiap prosesnya.  Kita Bahagia saat melihat karya kita sendiri.

Tentunya akan selalu ada tantangan dalam setiap proses yang kita lalui.  Tapi saya selalu merasa Easy  dalam menyelesaikannya.  Dalam Food photography menggunakan handphone tantangannya adalah terbatasnya cara saya mengambil foto makanan dalam kondisi pencahayaan yang sedang tidak baik.  Bahkan tak jarang si kecil yang berusaha ikut merecoki ummahnya saat proses pengambilan foto, namuuuun semua dapat dengan sangat mudah teratasi.  Lagi lagi dapat saya katakan bahwa karena saya enjoy melakukannya maka semua tantangan Easy bagi saya.

Dan dari aktivitas Food Photography menggunakan handphone ini saya selalu berusaha menambah jam terbang saya.  Tidak hanya memfoto hasil masakan sendiri, tapi juga foto masakan orang lain, mengembangkan konsep bahasa marketing ala saya saat mereview sebuah produk makanan.  Dengan menambah jam terbang inilah saya merasa Excellent di bidang ini. Mengapa ? Krena ketika saya memFlashback hasil foto saya ke belakang, saya melihat perubahan-perubahan yang signifikan dari cara mengambil angle foto, mengedit dan membuat caption.  Saya merasakan kehausan untuk terus mencoba ide ide kreatif dalam dunia Food Photography.

Dengan berusaha menambah jam terbang tadi, seperti yang dikatakan pepatah "Practice makes Perfect", saya juga semakin menyadari bahwa mood saya secara konsisten meningkat.  Rajin membuat konten dan menguploadnya di sosial media (instagram utamanya) per 3 hari bahkan ada yang sehari.  Rajin menuliskan resep dan membuat caption semenarik mungkin, membuat saya mulai produktif berkarya dan membagikan hasil karya tersebut atau Earn.

Dan yang pastinya, semua kelancaran dari karya tersebut tidak lepas dari dukungan suami yang terus mendukung atau mensupport saya untuk mengembangkan hobi saya dalam Food Photography.  Semua karya karya saya tersebut pastinya bermanfaat untuk saya dan harapannya untuk orang banyak.  Hasil karya saya dalam food photography dan resep-resep masakan rumahan sederhana dapat dilihat di instagram saya.  Semoga bermanfaat, mohon maaf lahir bathin. Wassalamualaikum wr.wb


#Misi8
#PenjelajahSamuderaAmarta
#MatrikulasiBatch9
#InstitutIbuProfesional
#IbuProfesionalforIndonesia
#SemestaKaryaUntukIndonesia












Rabu, 07 April 2021

Zona 3 - Misi 7 Selam Palung Laut 2

Harta karun palung laut pertama telah saya temukan. Bahkan sudah aman berada di peti harta karun yang saya simpan rapi dalam Kapal Penjelajahan saya.  Kini saatnya saya menemukan kembali harta karun berlimpah yang ada di palung laut kedua.  Saya diminta untuk merumuskan kembali MISI HIDUP saya.  

Alqur’an sebagai kitab petunjuk dan pedoman, telah mempertegas baik visi maupun misi hidup saya sebagai seorang wanita muslimah. Visi seorang saya adalah menjadi pribadi yang beriman yang teguh, berilmu yang luas, beramal saleh serta bertakwa untuk memeraih kebahagian dunia dan akhirat.  Ayat-ayat berkaitan dengan visi tersebut adalah cukup banyak, antara lain mengenai visi disebutkan dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah ayat 201, yang artinya : Dan di antara mereka ada yang berdo’a: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan (kebahagian) di dunia dan kebahagian di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Visi hidup saya tidak terbatas di dunia, tapi hingga akhirat. Sebab Islam mengajarkan, bahwa ada kehidupan setelah dunia ini berakhir, yaitu kehidupan di akhirat yang sifatnya abadi. Visi saya untuk jangka panjang adalah ingin menggapai bahagia dunia dan akhirat. Namun visi yang demikian itu, tidak mungkin dapat tercapai tanpa direalisasikan melalui misi.  Misi Hidup saya adalah :
❤ Beribadah Kepada Allah Secara Tulus

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Firman Allah dalam surat adz-dzariyat ayat 56, yang artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

❤ Melakukan Segala Sesuatunya Berlandaskan Moral Agama
Berkaitan dengan kerja dalam Alqur’an surah An-Naba’ ayat 11 Allah berfirman yang artinya : “Kami jadikan waktu siang untuk mencari penghidupan”. Selain itu dalam surat al-Jumu’ah ayat 10, yang artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu berntung”.  Persepsi sebahagian masyarakat kita tentang kerja adalah keliru. Kerja dipahami sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan secara konkrit, mendatangkan keuntungan secara materi atau memperoleh jasa atau gaji (upah) dari pekerjaannya itu. Pemahaman tersebut adalah lebih bersifat formal dan merupakan bagian dari makna kerja yang sesungguhnya menurut konsep Islam. Islam memandang bahwa kerja itu amatlah luas, baik yang dapat menghasilkan atau tidak menghasilkan secara konkrit. Setiap Muslim sejak dia bangun tidur, hingga dia tidur kembali, apapun yang dilakukannya disebut dengan kerja. Lebih jauh dari itu, seorang yang secara fisik tidak bekerja atau dalam keadaan tidak bergerak, tapi akal dan fikirannya difungsikan secara aktif, maka dapat digolongkan kepada makna kerja. Demikian juga orang yang hatinya selalu dalam keadaan berzikir kepada Allah SWT.
❤ Membangun Keluarga Yang Islami
Sebagai seorang Muslim saya tidak boleh hanya asyik berkerja, akan tetapi harus pula membagi waktu untuk kepentingan keluarga. Penyediaan waktu untuk keluarga antara lain dalam tujuan pendidikan dan menjalin hubungan kasih sayang dengan suami dan anak. Dasar perencanaan ini adanya perintah Allah dalam surat At-tahrim ayat 6, yang artinya : “Hai orang-orang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api nereka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi keras, yang tidak merdurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.   Kewajiban utama dalam pemenuhan berbagai kebutuhan keluarga adalah suami. Namun dalam waktu yang bersamaan suami dan isteri juga harus bersama-sama dalam membina keluarga yang Islami. Keluarga Islami dicirikan pada beriman kepada Allah dan megakkan ajaran agama dalam keluarga secara bersama-sama.

Dengan adanya misi saya tersebut insya Allah juga akan membantu saya mencapai visi yang saya ingin wujudkan.  Alasan dari misi-misi tersebutlah yang membuat saya tertarik untuk bergabung di komunitas Ibu Profesional, karena dengan adanya komunitas ini saya mampu memahami karakter saya pribadi serta membantu saya untuk melakukan manajemen serta bersifat korektif dengan apa-apa yang sudah saya jalankan dan ingin wujudkan.  Ibu Profesional pula tentunya sebagai katalis atas aksi serta misi misi yang saya coba wujudkan, Insya Allah.

Kini saya siap untuk memasuki Pulau Cahaya ❤