Alhamdulillahirabbil'alamiin..
Setelah melewati Zona 1 Pulau Harmoni kemarin, saya sudah melakukan Self Talk untuk menuliskan bekal apa saja yang akan saya bawa saat melakukan Penjelajahan samudera amarta di Institut Ibu Profesional. Kini, semangat menjelajah kiat berkobar, ikat pinggang harus saya kencangkan karena tak lama lagi kita akan membentangkan layar dan pastinya bekal telah saya siapkan dengan aman. Kini saya memasuki Zona 2 Bentang layar. Bekal sudah siap, kompas sudah ditangan, saya siap untuk membentangkan layar kapal. Saatnya mulai untuk memilih kapal idaman yang akan saya gunakan untuk berlayar. Tepat tanggal 1 Maret 2021 sahabat widya iswara (Hamidah Rina Mantiri) membantu saya untuk membuat peta belajar, beliau membantu saya untuk menyiapkan bagaimana saya akan mengarungi Samudera Amarta di Institut Ibu Profesional.
Zona 2 : Bentang Layar Memilih Kapal Jelajah
oleh Hamidah Rina Mantiri
Setiap pembelajaran di Ibu Profesional setiap batchnya selalu memberikan pengalaman yang berbeda bagi setiap anggotanya. Saya yang baru bergabung di Matrikulasi Batch 9 saja saat awal orientasi harus menyesuaikan diri dengan format belajar dengan platform Facebook Grup, kemudian masuk dalam WAG Transcity (Sementara) lalu sekarang dengan jumlah peserta yang dinyatakan masuk dalam matrikulasi 9 kembali disatukan dalam Facebook Grup Pelabuhan Matrikulasi. Sejak memasuki Transcity saya jadi lebih banyak mengenal istilah-istilah baru dalam dunia media sosial, nah di Ibu Profesional saya dikenalkan dengan Gamifikasi. Gamifikasi adalah membuat proses belajar seperti game (permainan). Di Transcity pula saya mengenal dan memiliki Walikota, Pulau Cahaya, Sahabat WI (Widya Iswara) dsb. Mengapa ini diperkenalkan dan apa tujuan dari pola belajar seperti ini?
Di Institut Ibu Profesional ini kita di ajarkan untuk Pretend Play (Bermain Peran). Gamifikasi membantu untuk memudahkan saya untuk menyerap pembelajaran yang sedang diterapkan saat ini. Ibu Profesional lebih maju karena memang dari awal menerapkan metode pembelajaran secara daring (online), dimana saat ini kita ketahui bersama dengan adanya wabah Covid-19 Pemerintah menerapkan protokol kesehatan dan melakukan pembatasan untuk aktifitas diluar rumah dengan cara menerapkan WFH (Work From Home) dan SFH (School From Home). Di Matrikulasi 9 ini gamifikasi yang diterapkan saya diposisikan sebagai seorang penjelajah. Dalam gamifikasi ini juga diterapkan beberapa level-level tantangan, misi yang harus saya taklukan. Dimana ketika tantangan/misi tersebut bisa saya taklukkan akan ada rasa kepuasan dan exicited untuk menaklukkan misi atau tantangan selanjutnya.
Belajar di Institut Ibu Profesional, akan ada cara pembelajaran yang bermacam-macam :
PEDAGOGY (I Know, You Don't Know). Contohnya, ada Guru dan Murid. Di Matrikulasi 9 ini ada Guru (Sahabat WI) harus banyak membaca, banyak tahu karena lebih banyak mengajar. Maka, saya sebagai murid memiliki peran untuk menerima ilmu tersebut.
ANDRAGOGY (I Know, You Know). Contohnya, Guru dan Murid sama-sama tahu, jadi lebih banyak diskusi. Apa yang diperlukan disini? Peran kita baik sebagai guru dan murid adalah harus banyak bertanya. Harus bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang memantik atau mencetuskan ide-ide belajar.
HEUTAGOGY (You Know Better) Contohnya adalah semua posisinya setara. Sahabat WI memfasilitasi kondisi belajar yang memantik teman-teman mahasiswa institut Ibu Profesional.
MERDEKA BELAJAR, BELAJAR MERDEKA
Tahun 2020 Merdeka belajar ini sudah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia Nadiem Makariem. Terkait dengan Heutagogy tadi, Sahabat WI dan mahasiswa Institut Ibu Profesional adalah learn how to learn, yaitu memfasilitasi bagaimana caranya belajar. Merdeka belajar pada prinsipnya adalah bebas berekspresi, kita memiliki kesempatan yang sama untuk mengutarakan pemikirannya. Memang tidak mudah tapi kita harus yakin bahwa kita dapat membuat ini menyenangkan, karena dengan merdeka belajar ini membuat kesempatan bagi kita untuk menentukan kebutuhan kita sendiri yang berbeda dengan individu. Dengan tidak silau dengan keberhasilan orang lain, karena keberhasilan setiap orang itu berbeda-beda, semua memiliki kilometer 0 nya masing-masing, selalu ada langkah pertama dari setiap kesuksesan. Ketika kita belajar, kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita memiliki keunikan masing-masing, memiliki kelebihan dibidang masing-masing, semua miliki kilaunya masing-masing. Bukan pada pencapaian yang kita lihat, tapi bagaimana kesungguhan kita untuk menemukan diri kita masing-masing. Lewat matrikulasi Institut Ibu Profesional inilah kita di tantang untuk berfikir "mau jadi seperti apakah saya disini?" dengan proses yang tidak mudah. Bagaimana kita akan belajar ? Apakah kita akan menjejalkan diri kita dengan berbagai informasi, atau kita yang mencari guru privat? di Merdeka belajar kita belajar untuk caranya belajar. Sebagai seorang Istri, ibu dan invidu kita harus memulai melakukan self talk. Untuk memulainya kita bisa berada pada di dua hal (kuadran) berikut :
❤ Suka
❤ Bisa
Sebagai seorang Ibu kita bisa membuat prioritas untuk anak kita, namun ketika diterapkan ke dalam diri sendiri tenyata susah. Kita perlu mengetahui apa yang kita suka, karena kalau sudah suka dan muncul rasa cinta maka muncul gairah belajar secara mandiri tanpa tuntutan dan ketakutan. Dari 2 kuadran tersebut dapat kita ketahui dari kegiatan yang sudah kita lakukan sehari-hari, hal ini untuk menunjukkan kekuatan kita :"Bahagiakah kita menjalani rutinitas ini sehari-hari?" Ibu adalah Jantung keluarga, jika ibu Bahagia maka akan terpancar seisi rumah, maka mulai hargai apa yang sudah kita lakukan setiap harinya. Mengapa dimulai dari kuadran SUKA dan BISA? Karena dari dua hal inilah akan membuat kita bisa berlama-lama, meluangkan waktu untuk menambah kompetensi diri, maka jangan pernah anggap remeh apa yang sudah kita lakukan sehari hari, baik berkerja di luar rumah maupun bekerja di ranah domestik.
MULAI DARI KM 0 tanpa FOMO (Fear Of Missing Out)
Setiap orang memiliki KM 0 nya masing-masing, akan selalu ada langkah kecil untuk sampai pada lompatan-lompatan besar. Tantangannya dari belajar adalah galau untuk melakukan semuanya ketika kita mulai membandingkan diri kita dengan orang lain, membandingkan keluarga kita dengan keluarga orang lain, karena kita tidak memahami peran atau misi hidup kita itu apa? Kita tidak bisa memilih lahir dari orang tua yang seperti apa, tapi kita bisa memetik hikmah mengapa kita dilahirkan? Apa hikmah saya menikah dengan suami saya sekarang? Apa hikmah dari kondisi yang sedang kita alami sekarang. Dari hikmah tersebut baru kita mencari tau apa peran kita di dalamnya, mungkin Pencipta kita (ALLAH SWT) ingin menitipkan misi yang perlu kita kembangkan, dan mungkin yang luput dari pemikiran serta penglihatan kita. Maka dari sekarang tentukan kita ingin menjadi pribadi yang seperti apa dengan merdeka belajar ? Kita berada di pembelajaran Institut Ibu Profesional yang didalamnya terdapat ilmu yang luas, luasnya tergantung bagaimana rasa keingintahuan kita terhadap ilmu yang ada. Jika kita tidak memiliki peta belajar, maka kita akan mengalami tsunami ilmu (informasi) karena kita hanya mengikuti ilmu yang sedang trend atau kekinian, tanpa menelisik apakah kita, anak kita, keluarga kita membutuhkan itu, dan kita tidak memperaktikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
STRONG WHY
Merdeka belajar dimulai saat kita mengetahui apa kebutuhan kita, kemudian kita gali kembali untuk memulai Strong Why nya. Jika dalam proses pembelajarannya menghadapi hambatan, lalu kita menyerah berarti Why nya tidak cukup kuat untuk menjawab tantangan tersebut. Strong Why ini memiliki korelasi dengan core value bagi diri pribadi dan keluarga. Jadi ketika muncul kegalauan maka kita dapat mengembalikan ke diri kita sendiri. Ini bukan hal mudah yang dapat kita lakukan dalam waktu singkat. Setiap pilihan yang kita ambil sekarang, kita adalah hasil dari pilihan-pilihan kita dahulu. Kitalah yang menentukan akan jadi seperti apa kita kedepannya.
Merdeka belajar juga termasuk dalam merdeka membuat strategi belajar, karena setiap orang memiliki metode dan AHA Momentnya masing-masing. Semua boleh dilakukan kecuali yang tidak boleh.
5W + 1H (What, Who, Where, When, Why + How)
1. Apa yang ingin kita pelajari?
2. Dengan Siapa kita belajar ?
3. Kenapa kita harus belajar ini?
4. Mau memulai kapan proses belajar ini?
5. Dimana kita belajar? Dimana medianya (sumbernya)?
6. seberapa Urgent atau bagaimana rasa yang ingin kita hadirkan saat belajar?
PRINSIP I CAN
I-ntelektual Curiousity
C-reative Imagination
A-dd of disovery
N-oble Attitude
Proses belajar bukan suatu proses untuk mengumpulkan ilmu, tapi proses belajar adalah bagaimana ilmu tersebut membawa perbaikan dalam diri kita. Dengan kita belajar maka kita akan semakin mengerti dan tahu bagaimana cara bersikap, bertutur kata, berfikir, hikmah sampai kebijaksanaan yang kita dapatkan.
alhamdulillah, dengan materi yang disampaikan oleh Mba Hamidah Rina Mantiri tadi saya sudah siap untuk memilih kapal jelajah.
Untuk mengerjakan Misi 3, saya memiliki peta diri. Peta ini akan membantu saya menentukan arah dan tujuan menjadi seorang Pembelajar Sejati. Peta ini merupakan perbekalan saya selanjutnya. Di 5 tahun mendatang saya adalah sosok yang merdeka! Ada beberapa daftar ilmu yang saya butuhkan untuk menjadi sosok tersebut. Namu sebelum saya memulai berlayar, saya melihat kembali diri saya sebagai individu, istri maupun seorang Ibu. Beraktifitas di ranah domestik merupakan aktifitas rutin yang saya kerjakan sehari-hari, namun dari semua kegiatan tersebut bermain bersama anak, belajar, memasak, mencatat materi pembelajaran yang terkait dengan Halaqah, merapikan catatan adalah aktifitas yang paling saya sukai. Maka di 5 tahun mendatang saya akan menjadi sosok Individu, Istri dan Ibu yang kalem, bersahaja, berwawasan luas, open minded, dan mampu menemukan solusi dari setiap kejadian atau atifitas yang saya lakukan. Saya akan menjadi sosok yang bukan mengubah situasi untuk mencari solusi namun saya sudah menemukan solusi (mengedepankan solusi) saat menghadapi situasi tersebut. Saya akan menjadi sosok yang praktis karena memiliki ide-ide solutif dan kreatif. Karena seperti yang disampaikan mba Hamidah, bahwa ketika seseorang itu belajar dan merdeka maka dia akan mengalami perubahan hidup, karena sejatinya mencari ilmu itu bukan hanya mengumpulkan ilmunya tanpa di aplikasikan, tapi belajar adalah mengalami perubahan perilaku, sikap, cara berfikir dsb. Maka daftar ilmu yang saya butuhkan tentu saja ilmu Agama yang menjadi dasar dari semua ilmu yang akan saya cari, ilmu food fotography yang akan menunjang hobi saya dalam memotret makanan, ilmu montessori atau pendidikan yang membantu saya untuk mencari ide-ide bermain dan belajar untuk anak saya, karena saya juga tertarik untuk menerapkan metode gamifikasi saat proses pembelajaran dengan anak saya. Maka itulah hal hal yang saya butuhkan untuk membentangkan layar saya untuk menjelajahi samudera Amarta. ❤
SALAM,
SETYAWATI PRIHATINI - IP SAMKABAR
#Misi3
#PenjelajahSamuderaAmarta
#Matrikulasi9
#InstitutIbuProfesional
#IbuProfesionalforIndonesia
#SemestaKaryauntukIndonesia