Suatu malam aku berbicara dengan seseorang.
Awalnya pembicaraan kami ringan saja.
Tapi ternyata seringkali berujung pada titik-titik kritis tentang masa depan.
Salah satunya, pasangan dimasa depan.
Aku tidak memungkiri seusiaku adalah galau perihal menikah.
Terutama bagi mereka yang memutuskan tidak ingin berpacaran.
Namun kutegaskan ya, ini bukan berarti aku akan menikah besok atau bulan depan.
.
Kerap kali orang disekitarku menasehatiku tentang memilih pasangan hidup.
Menekankan agar aku memilih ia yang padai menjaga pandangan.
Terutama karena aku yang masih berilmu rendah ini, yang masih memiliki rasa kecemburuan demikian hebat, dan tanpa sedikitpun mengingkari sunnahnya poligami namun memilih menjadi satu untuk selamanya, InsyaaAllah.
.
Aku selalu kagum pada laki-laki yang begitu berusaha menjaga pandangannya.
Menunduk pada lawan bicaranya jika ia seorang perempuan.
Yang bahkan, terlihat seperti orang yang mencari receh jatuh dilantai.
.
Aku juga mengapresiasi pada laki-laki yang bahkan tidak berani menatap seorang perempuan meski hanya sebatas foto jika tanpa restu dari si pemilik foto.
Yang ini bisa kita perhatikan dari orang-orang yang ia follow.
Mungkin kita akan sedikit sekali mendapati ia follow perempuan.
Kecuali tentu yang ia kenal.
Hebat bukan?
.
Dijaman sekarang yang orang bisa stalking sana sini tanpa ketahuan asal ngga nge love.
Dijaman sekarang yang orang bisa bobo liatin foto orang lain bermodal screenshoot atau download diam-diam.
.
Yah, dijaman sekarang.
.
Semoga suatu saat nanti kita dipertemukan dengan ia yang pandai menjaga pandangan.
Dengan ia yang juga pandai menjaga hati hanya pada satu orang.
.
Namun ibuku juga selalu menasehatiku untuk paham bahwa jodohku adalah cerminan diriku.
Dan akan kudapat sesuai dengan apa yang aku usaha jaga dan pertahankan.
.
Jadi, mari bersiap melawan hati dan nafsu yang berkebalikan dengan syariat.
Tentu saja semata berlandaskan Allah Ta’ala.
Bukan cinta, ya.
Awalnya pembicaraan kami ringan saja.
Tapi ternyata seringkali berujung pada titik-titik kritis tentang masa depan.
Salah satunya, pasangan dimasa depan.
Aku tidak memungkiri seusiaku adalah galau perihal menikah.
Terutama bagi mereka yang memutuskan tidak ingin berpacaran.
Namun kutegaskan ya, ini bukan berarti aku akan menikah besok atau bulan depan.
.
Kerap kali orang disekitarku menasehatiku tentang memilih pasangan hidup.
Menekankan agar aku memilih ia yang padai menjaga pandangan.
Terutama karena aku yang masih berilmu rendah ini, yang masih memiliki rasa kecemburuan demikian hebat, dan tanpa sedikitpun mengingkari sunnahnya poligami namun memilih menjadi satu untuk selamanya, InsyaaAllah.
.
Aku selalu kagum pada laki-laki yang begitu berusaha menjaga pandangannya.
Menunduk pada lawan bicaranya jika ia seorang perempuan.
Yang bahkan, terlihat seperti orang yang mencari receh jatuh dilantai.
.
Aku juga mengapresiasi pada laki-laki yang bahkan tidak berani menatap seorang perempuan meski hanya sebatas foto jika tanpa restu dari si pemilik foto.
Yang ini bisa kita perhatikan dari orang-orang yang ia follow.
Mungkin kita akan sedikit sekali mendapati ia follow perempuan.
Kecuali tentu yang ia kenal.
Hebat bukan?
.
Dijaman sekarang yang orang bisa stalking sana sini tanpa ketahuan asal ngga nge love.
Dijaman sekarang yang orang bisa bobo liatin foto orang lain bermodal screenshoot atau download diam-diam.
.
Yah, dijaman sekarang.
.
Semoga suatu saat nanti kita dipertemukan dengan ia yang pandai menjaga pandangan.
Dengan ia yang juga pandai menjaga hati hanya pada satu orang.
.
Namun ibuku juga selalu menasehatiku untuk paham bahwa jodohku adalah cerminan diriku.
Dan akan kudapat sesuai dengan apa yang aku usaha jaga dan pertahankan.
.
Jadi, mari bersiap melawan hati dan nafsu yang berkebalikan dengan syariat.
Tentu saja semata berlandaskan Allah Ta’ala.
Bukan cinta, ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon masukkan komentar, saran dan kritik kalian ya :) Terima kasih sudah berkunjung :)