My Blog Viewers :)

Rabu, 25 September 2013

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Hey.. Kali ini setya bakalan memposting tentang laporan-laporan praktikum Laboratorium waktu zaman-zaman masih Kuliah dulu.. hhi... So, kalau ada kesalahan atau kurang lengkap Setya minta maaf yah ^^"
cuma mau saling berbagi aja, biar gak putus ilmunya.. saran dan kritik juga boleh. jangan lupa tinggalkan komentar yaaa.. Thank You... So, Check This Out !

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PROSES KIMIA
PENENTUAN BERAT JENIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Percobaan
  • Untuk menentukan berat jenis zat padat dan zat cair
  • Untuk membandingkan berat jenis larutan dengan menggunakan piknometer dan dengan cara penimbangan.

1.2.Dasar Teori
Massa jenis atau berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis rata-rata benda, maka semakin besar massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah dari pada bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis zat yang berbeda. Serta satu zat berapapun massanya, berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Satuan berat jenis adalah kg/dm3 atau gr/ml. Berat jenis memiliki harga konstan pada suatu temperature tertentu dan tidak bergantung pada jumlah bahan cuplikan (sampel). Penentuan berat jenis dilakukan dengan piknometer, aerometer, timbangan hidrostatik (timbangan mohi-westphal) dan cara monometrik.
Untuk pekerjaan secara rutin di laboratorium terdapat peralatan elektrolit untuk menentukan berat jenis. Untuk menentukan massa dan volume tergolong bersifat ekstensif, yaitu sifat yang besarnya bergantung pada jumlah bahan yang diselidiki. Sedangkan berat jenis tergolong bersifat intensif, yaitu sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat.
Benda atau zat yang dapat diukur berat jenisnya antara lain gas, zat padat dan zat cair. Untuk berat jenis pada gas berbeda dengan berat jenis zat padat maupun zat cair, dalam beberapa hal penting, yaitu :
  • Berat jenis pada umumnya dinyatakan dalam gr/L
  • Berat jenis gas sangat tergantung pada tekanan (P) dan suhu (T), sedangkan berat jenis zat cair dan zat padat tergantung pada tekanan
  • Berat jenis gas berbanding lurus terhadap massa molar, sedangkan berat jenis zat padat dan zat cair tidak langsung bergantung pada massa molar.

1.2.1        Penentuan berat jenis zat cair
Air memiliki sifat permulaan air (anomaly air) karena itu air mempunyai massa jenis terbesar pada suhu 4oC yakni 1 gram / cm3 atau 1000 kg/m3. Pada suhu kurang dari 4oC, maka massa jenis zat cair semakin berkurang. Penentuan berat jenis zat cair dapat dilangsung diukur dengan piknometer. Piknometer yang kosong dan kering bersih ditimbang dan dicatat bobotnya. Kemudian piknometer diisi dengan zat cair yang ingin ditentukan berat jenisnya sampai penuh hingga tidak ada udara lagi didalamnya kemudian berat jenis dapat dihitung.

1.2.2        Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis
a.       Komposisi zat
Komposisi zat dapat dinyatakan dalam % massa atau % volume pada penentuan berat jenis, komposisi zat sangat berpengaruh pada hasil yang akan diperoleh, karena kita harus mengetahui berat atau massa suatu zat dan volume zat tersebut. Dengan mengetahui berat dan volume zat yang digunakan, kita dapat menghitung berat jenis dari zat tersebut.
b.      Kondisi alat
Alat yang digunakan pada berat jenis, salah satunya adalah piknometer sebelum ditimbang atau digunakan, sebaiknya piknometer dalam keadaan bersih dan kering.
c.       Suhu
Suhu memiliki sifat yang sukar didefinisikan walaupun secara naluri dapat dirasakan. Suhu dapat diukur dengan menggunakan piknometer.
1.2.1        Alat-alat penentu berat jenis
Alat-alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis :
a.       Piknometer
Digunakan untuk mengukur berat jenis suatu zat cair dan zat padat, kapasitas volumenya antara 10-25 Ml, bagian tutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil. Pengukuran harus dilakukan pada suhu tetap volume zat cair selalu sama dengan volume piknometer. Prosedur dan koreksi penentuan berat jenis menurut SNI dengan piknometer.
-          Membersihkan dan dikeringkan piknometernya
-          Menimbang piknometer kosong
-          Memasukkan air hingga penuh dan tutup
-     Merendam dalam air pada suhu 25oC selama 30 menit dan kemudian keringkan bagian luarnya saja.
b.      Neraca Hidrostatik
Penerapannya digunakan untuk mengukur berat jenis zat padat dan zat cair
c.       Neraca Reimenn
Neraca ini khusus untuk menentukan bobot jenis cair, neraca reimenn hanya mempunyai satu piring saja dimana benda digantungkan sedangkan kesetimbangan diatur dengan benda dan digeser ke kiri atau ke kanan.
d.      Neraca Mohr (Westphal)
Neraca ini digunakan untuk mengukur bobot jenis zat cair, terdiri atas luas dengan sepuluh buah lefufu ke 10 tergantung sebuah benda tersebut dari gelas atau kaca.
e.       Aerometer
Adalah alat untuk menentukan atau mengetahui berat jenis zat cair.

1.2.2        Etanol
        Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan aroma yang khas. Etanol juga disebut etil alcohol, alcohol murni, alcohol absolute, atau alcohol 5000. Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH, densitas 0,789 9/cm3 titik leleh -114,3, titik didih 78,4 etanol banyak digunakan sebagai pelarut bahan-bahan kimia yang bias digunakan untuk konsumsi, dan kegunaan lain, contohnya adalah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan.

%
10o
15o
20o
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
654
386
114
81839
561
278
80991
698
399
094
79784
227
81959
688
413
134
80852
566
274
79975
670
360
81797
529
257
80983
705
424
138
79846
547
243
78934
Sumber : Chemical engineers hand book

1.2.1        Penentuan Berat Jenis dengan piknometer
Berat jenis zat padat dapat dihitung, yaitu dengan cara mengukur secara langsung berat zat dalam piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan piknometer)
Volume zat padat yang tidak beraturan dapat ditentukan secara tidak langsung dengan menggunakan zat cair yang berat jenisnya telah diketahui, maka dapat dihitung berat jenisnya dengan menggunakan persamaan berat jenis, yang berbanding volume :
Berat jenis zat cair =   Berat zat cair dalam piknometer
                                    Volume zat cair dalam piknometer
Dimana, berat zat cair dalam piknometer = (berat piknometer + berat zat cair) – berat piknometer kosong.
Volume zat cair dalam piknometer = volume piknometer
Volume piknometer harus ditentukan terlebih dahulu dengan menggunakan zat cair lain yang telah diketahui berat jenisnya.
BAB II
METODOLOGI

2.1  Alat
  •  Pipet volume 10 ml
  • Piknometer
  • Gelas kimia 250 ml, 50 ml
  • Pipet tetes
  • Neraca digital
  • Labu ukur

2.2  Bahan
  • Etanol 20% 
  • Aquadest

2.3  Prosedur Kerja
  • Piknometer yang bersih, kosong dan kering ditimbang menggunakan neraca digital (a gram)
  • Piknometer diisi dengan etanol pada suhu 10oC
  • Menimbang piknometer yang berisi etanol (b gram)
  • Menghitung berat zat cair (b-a gram
  • Menghitung berat jenis zat cair. 
  •  2.1  Diagram Alir
  • Piknometer yang bersih, kosong, kering ditimbang

    Piknometer diisi dengan etanol pada suhu 10oC

    Menimbang Piknometer yang berisi dengan etanol

    Menghitung berat zat cair serta berat jenis zat cair
     
    BAB III
    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1  Data  Pengamatan
    Penentuan
    Massa (gr)
    Volume piknometer
    Suhu (oC)
    Piknometer kosong
    Piknometer + etanol
    20,2220 gr
    44,1918 gr
    25 ml
    25 ml
    10oC
    10oC
    Sampel : etanol 20%

    3.2  Hasil Perhitungan
    Berat jenis etanol pada suhu 10oC adalah 0,958872 gr/ml

    3.3  Pembahasan
    Pada praktikum penentuan zberat jenis, sampel yang digunakan adalah etanol pada suhu 10oC, dan alat yang digunakan adalah piknometer dan neraca digital. Agar mendapatkan etanol pada suhu 10oC, etanol diletakkan ke dalam gelas kimia dan direndam dalam es batu kemudian diukur temperaturnya menggunakan thermometer. Perlu diperhatikan masalah suhu dalam melakukan percobaan ini, karena suhu mudah sekali berubah, karena belum tentu saat penimbangan menggunakan neraca digital, suhu etanol tetap 10oC. Setelah itu memasukkan etanol 10oC ke dalam piknometer, yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah sebaiknya piknometer dalam keadaan bersih, kering, dan kosong, agar mendapatkan hasil yang maksimal saat penimbangan.
    Setelah menimbang piknometer kosong, piknometer dan etanol pada suhu 10oC hasil yang didapat untuk menentukan berat jenis. Seperti dasar teori, berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume, massa yang digunakan adalah selisih antara piknometer dan etanol dengan piknometer kosong, dan volumenya adalah volume dari piknometer. Hasilnya adalah 0,958872 gr/ml. Hasil perhitungan untuk berat jenis etanol pada suhu 10oC ini tidak sesuai dengan tabel berat jenis etanol yang ada pada dasar teori.
    Pada dasar teori, dikatakan bahwa berat jenis etanol pada konsentrasi 20% dalam suhu 10oC adalah 0,97252.
    Hal ini dapat terjadi karena ada 2 hal yang mempengaruhi perbedaan nilai berat jenis, yakni komposisi zat dan suhu komposisi zat dan suhu adalah faktor utama yang mempengaruhi nilai berat jenis. Suhu yang mudah sekali berubah, karena belum tentu saat penimbangan menggunakan neraca digital, suhu etanol tetap 10oC. Perubahan suhu yang sangat cepat inilah yang membuat pengaruh terhadap hasil berat jenis yang didapat, oleh karena itu sebaiknya digunakan piknometer yang bersuhu. Selain itu, suhu juga memiliki pengaruh semakin tinggi suhu maka semakin kecil berat jenisnya. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang mengatakan bahwa air memiliki sifat penuaian air (anomaly air) yang mempunyai massa jenis terbesar pada suhu 4oC, dan pada suhu diatas 4oC, maka massa jenis zat cair semakin berkurang. Pada proses pengenceran untuk mendapatkan etanol 20%, etanol ditambahkan dengan air (H2O), air inilah yang dapat memuai / mengembang pada suhu tertentu sehingga mempengaruhi berat jenis pada saat diukur/ditimbang dengan neraca digital. Selain suhu, faktor lain yang mempengaruhi berat jenis adalah komposisi zatnya maka semakin besar komposisi zatnya maka semakin berat jenisnya, begitupula sebaliknya semakin kecil komposisi zatnya maka semakin berat jenisnya. Hal ini terjadi karena dalam pengenceran untuk mendapatkan etanol 20%, etanol ditambahkan dengan air (H2O), air memiliki berat jenis lebih besar dari pada berat jenis etanol. Hal ini dipengaruhi karena dalam etanol 20% komposisi air lebih banyak dari pada komposisi etanol. Sehingga komposisi zat memiliki pengaruh dalam penentuan berat jenis.

    BAB IV
    PENUTUP

    4.1  Kesimpulan
    -          Berat jenis etanol pada suhu 10oC dengan menggunakan piknometer 25 ml adalah 0,958872 gr/ml.
    -          Hal yang mempengaruhi dalam penentuan berat jenis adalah suhu dan komposisi zat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Herawati, 2009. “Analisis Fisika Non Instrumental” Bontang : SMKN 1 Bontang Raharjo, S.J. “Berat Jenis”. http://siraharjo.wordpress.com diakses tanggal 16 Desember 2010 pukul 23.00.

    Juniarti, N. “Berat Jenis dan Rapat Jenis” Muhammadoank.files.wordpress.com diakses tanggal 17 Desember 00.52

    Chilton, C.K, Perry, R.H. “Chemical Engineers”, Handbook, Mc.Grow, Hill Kogakusha, LTD.



















     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon masukkan komentar, saran dan kritik kalian ya :) Terima kasih sudah berkunjung :)