Rabu, 24 Februari 2021

Bahagia Belajar - Critical Thinking Ibu Profesional

Alhamdulillah, 2 hari yang lalu pendalaman materi sudah diterima, yaitu ZONA 1 (Materi 2) yang disampaikan oleh mba Utami Sadikin mengenai Bahagia Belajar serta Review Critical Thinking dan CoC.  Berikut ini materi yang sudah saya catat guna untuk catatan saya pribadi, dan harapannya dapat bermanfaat untuk orang lain. Insya ALLAH.

 

Bahagia Belajar – Critical Thinking

Bahagia belajar itu apasih? Bahagia Belajar di Ibu Profesional sudah diterapkan apa arti dari bahagia belajar itu sendiri. Seperti dibuatkan wadah agar kita bisa memilih mau belajar di Institut Ibu Profesional, Sejuta Cinta,dan juga Komunitas Ibu Profesional.  Nah ada 3 syarat dalam bahagia belajar, yaitu :

Pertama Merdeka memilih wadah di Ibu profesional

Di awal foundation, kita diberikan informasi bahwa di Ibu professional ada 3 wadah yang diberikan oleh Ibu professional, seperti Komunitas Ibu professional, Institut Ibu Profesional dan juga sejuta cinta.   Sehingga kita diberikan kebebasan untuk memilih dimana minat dan passion yang ingin kita kembangkan.  Di komunitas kita akan bertemu dengan teman-teman yang sesuai dengan passion kita, di Institut Ibu Profesional kita akan diberikan materi materi pembelajaran layaknya perkuliahan, dan di Sejuta Cinta kita akan bertemu dengan teman-teman di ranah kebaikan.

Kedua Konsisten dan Komitmen

Setelah memilih wadah belajar maka kita harus komitmen terhadap apa yang kita pilih.  Tanpa keaktifan untuk mencari tahu ada apa saja di Ibu professional maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa.  Dengan adanya self motivation maka konsisten dan komitmen ini dapat terbentuk.

Ketiga Sesuai dengan Value dan CoC (Code of Conduct) Ibu Profesional

Ada 5 value atau 5 nilai dari ibu profesional, yaitu :

Belajar

Berkembang

Berkarya

Berbagi

Berdampak

Ke lima nilai ini berdasarkan value yang akan melekat pada diri seorang pembelajar tanpa melihat nilai atau standar orang lain.

 

        Untuk Modal belajar di Ibu Profesional maka dibutuhkan Critical Thinking yaitu perasaan yang harus dihadirkan saat kita belajar di Ibu Profesional. Ada 3 Critical Thinking menurut mba Utami Sadikin atau yang sering di singkat 3B, yaitu :

Benar

        Segala yang kita kerjakan di Ibu professional harus benar.  Contohnya seperti membagikan informasi, kita harus men-sortir apakah berita ini benar. Jika jawabannya iya, berarti kita masuk ke tahapan berikutnya. Namun jika berita ini Hoax, maka berita ini cukup berhenti di kita.  Ini yang akan selalu kita bawa saat belajar di Ibu Profesional.

Baik

        Setelah tadi kita tahu bahwa berita tersebut benar, maka kita harus mengetahui apakah berita tersebut baik untuk kita atau untuk orang lain.

Bermanfaat 

Dengan modal Critical Thinking tersebut maka harapannya apa-apa yang kita kerjakan dan kita bagi ke orang lain, pastikan bahwa informasi atau ilmu tersebut dapat kita pertanggung jawabkan.  Dengan adanya CoC (Code of Conduct) ini menjadi pedoman berperilaku sesama pengurus atau anggota Ibu Profesional.  Hal ini harus dibuat untuk menjaga kita dalam batas wajar dalam berkomunitas dan berinteraksi dengan tujuan untuk melindungi hak para anggota.

Fungsi lain dari CoC adalah memiliki aturan main yang jelas, dengan adanya ini maka anggota akan mendapatkan apresiasi. Namun sebaliknya, jika anggota melanggar poin-poin yang ada di CoC maka anggota bisa dikenai peringatan untuk bisa mematuhi apa yang ada di CoC. Sehingga selalu ada konsekuensi yang akan didapatkan (apresiasi atau peringatan). 

Dan yang ketiga manfaat dari adanya CoC ini adalah fokus pada Solusi.  Di dalam berkomunikasi sesama anggota tidak boleh membahas SARAT (Suku Agama Ras dan Anggota Tubuh) atau membahas khilafiyah yang berujung pada debat kusir yang tidak ada habisnya.  Dengan adanya CoC tersebut maka kita akan focus terhadap solusi untuk menjawab tantangan yang ada.

Yang ke empat dari point point yang disampaikan tadi adalah, kita diajak untuk mewujudkan atau mengikuti value dari Ibu Profesional.  Tanpa sadar ini akan melekat atau menjadi karakter dari seorang Ibu pembelajar.  Karena setiap ibu akan selalu menjadi panutan bagi anak-anaknya.  Bagaimana memiliki generasi yang beradab jika Ibunya adalah Tuna Adab ?

Contoh dari Critical Thinking dalam kehidupan sehari-hari adalah saat anak kita merengek untuk dibelikan mainan atau meminta jajan.  Maka yang harus kita terapkan adalah apakah ini bermanfaat, benar dan baik untuk anak kita? apakah ini hanya sebatas keinginannya atau kebutuhannya.  Dengan adanya Critical Thinking ini mengajak anak kita untuk berfikir sebelum menyatakan keinginannya.

Saat ini saya sedang berada di Zona 1 pulau Harmoni, Kompas telah saya miliki, tiket sudah saya pegang dan bekal sudah diberikan.  Waktunya saya bersiap untuk mengisi ransel untuk penjelajahan.  Zona 1 ini adalah tempat dimana saya menyiapkan perbekalan dan mengisi bahan bakar, karena tantangan di depan tidaklah mudah, maka sebelum saya melanjutkan ke zona berikutnya, saya harus menyiapkan perbekalan dengan sebaik mungkin.  Saat ini saya diminta untuk melakukan self talk untuk menuliskan bekal apa saja yang akan saya bawa untuk melakukan penjelajahan samudera amarta ini.  

Saya memilih 3 hal (bekal) yang paling saya butuhkan untuk dibawa selama misi penjelajahan Samudera Amarta ini, yaitu :

1.  Niat

    Niat adalah bekal utama yang harus saya bawa. Nawaitu harus saya kencangkan dan luruskan,              niat ini pula yang menjadi peta bagi saya bahwa seperti yang disampaikan mba Utami Sadikin di           awal bahwa niat kita dalam belajar di Ibu profesional ini adalah menjadi individu, ibu serta istri              yang baik dari hari ke hari, dengan standar diri kita sendiri bukan orang lain.  Dengan niat ini                  juga, kelak nanti akan menjadi penyemangat saya bahwa niat awal saya adalah harus menjadi                  pribadi yang lebih baik.

2.  Diri Sendiri

   Bekal diri sendiri yang saya maksud disini adalah kemampuan saya dalam memanjemen emosi              serta manajemen waktu dalam mengikuti perkuliahan di Institut Ibu Profesional.  Tidak dapat                  dipungkiri bahwa pekerjaan domestik seorang ibu rumah tangga yang tidak ada habisnya meski            diberikan waktu 24 jam, menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mengelola emosi serta                    waktu saya. Dengan komitmen untuk menyelesaikan pekerjaan domestik tepat waktu serta                      mengelola emosi insya Allah akan menjadi hal mudah bagi saya untuk menyelesaikan setiap                   tantangan perkuliahan yang ada.

3.  Ridha Suami

    Dengan adanya ridha suami ini sekaligus menjadi support system saya, bahwa suami ada untuk             mendukung, menemani, serta membantu menyemangati bahwa apa-apa yang saya lakukan adalah           untuk kebaikan bersama. Dengan adanya ridha suami juga membantu saya untuk tetap semangat           dalam menaklukan setiap tantangan perkuliahan yang ada. insya ALLAH 💖


SALAM,

SETYA - IP SAMKABAR

#Zona1

#PenjelajahPelabuhanSamuderaAmarta

#Matrikulasi9

#InstitutIbuProfesional

#SemestaKaryaUntukIndonesia