Jumat, 08 Juli 2016

Mahar Pernikahan

Baginda bersabda,"sebaik-baik wanita adalah yang mudah maharnya.." Baginda Rasul ajarkan kemuliaan wanita, lewat kesederhanaan dan kehanifan. Baginda tahu, wanita terlena sebab harta, perhiasan dan pujian. Maka, menasehati wanita akan kesederhanaan yang akan melembutkan jiwa dan meluruskan tujuan pernikahan.

Bukan agar tak ramai dan indah pesta pernikahan, tapi agar selamatkan jiwa wanita setelah pernikahan. "Sebaik baik kalian adalah yang berlaku baik pada istrinya.." kata Baginda di hadist lain. Baginda rasul ajarkan para lelaki kesahajaan dan keharmonisan. Pada jiwa wanita cenderung dinamis.

Bukan beliau ajarkan lelaki beri harta termewah pada wanita atau mahar termahal dan melangit. Tapi pada penjagaan jiwa, perawatan hati keluarga dan wanita pada setelah pernikahan. Suami adalah pondasi, dinding,atap dalam rumah tangga. Sedangkan si istri adalah isi dari rumah tangga.

Maka, adalah hikmah baginda : "sebaik-baik wanita adalah yang mudah maharnya" dan sebaik-baik laki-laki adalah yang baik perilakunya terhadap istrinya, yang tahu memuliakan wanitanya. Cinta itu kebiasaan. Maka rawatlah ia agar terus berdetak.

Senin, 04 Juli 2016

Ah.. Masih belum sholih !

Seringkali kita meremehkan seseorang yang datang. Entah kurang dimananya hingga mulut mencomot kata-kata yang sepatutnya bukan kita yang melontar. Meremehkan.
.
.
Perihal ke-sholeh-an seseorang, ternyata benar. Siapapun tidak ada yang tau kecuali sang Pemilik Hati. Bukan hak kita menilai suatu kadar ke-sholeh-an mereka, maluuuu sekali perihal aku sering melakukan itu. Astaghfirullah .....
.
.
Subhanallah....
.
.
Ingin yang sholih tapi sendiri belum giat pergi ke majlis ilmu dan berakhlak baik.
Ingin yang tampan, ganteng, keren tapi masih sibuk mempertontonkan kecantikan, bukan menyembunyikan.

Ingin ini, ingin ini! Seperti itu maunya !
Ah, belum sholih-masih bolong sholatnya
ah belum mencintai sunnah Nabi
ah, masih suka main musik
ah, masih suka ikhtilat dan sebagainya...

Padahal kita ngga pernah tau bagaimana dia ketika sendiri, dalam hening dia meronta kepada Allah agar mengampuni semua khilafnya, bagaimana dia menangis sejadi-jadinya karena menurutnya tidak ada lagi pintu maaf.

Subhanallah... Keliru aku saat itu mudahnya hati ini bersifat ujub. Merasa Shalih ! SOMBONG ! Laa ilaaha illa anta... Subhanaka inni kuntu minadzalimin..