Sabtu, 31 Januari 2015

sebmoga engkau dan aku

pantaslah Rasulullah berujar "sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan, dan yang terindah diantara perhiasan dunia itu, adalah wanita yang salihah"

semoga Muslimah semuanya istiqamah dalam kebaikan dan menetapi syariat senantiasa, berhijab syar'i, menjaga kehormatan dirinya, dan senantiasa meyakini bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik baginya.. yaitu wanita yang beribadah dengan menjaga dirinya dari maksiat sampai datang masanya dia beribadah dengan menjadikan kepatuhan dirinya pada suaminya sebagai jalan baginya memasuki surga Allah dari arah mana saja

semoga itu engkau, dan aku :)


Jumat, 30 Januari 2015

Layaknya Hajar dan Ibrahim

melepas penat di ujung perjalanan, namun wajahmu singgah di pikiran | walau sebatas dalam kerinduan, keindahan tetap ada dalam ingatan
setengah pulau jawa kusisir, lika-liku dan bukit-lembah kujalani | dalam benak parasmu kuukir, sampai masa berjumpa kembali
risau galau kupendam dengan doa, kerinduan? jangan tanya bagaimana | hanya Allah yang jadi penawar rasa, kerinduan? ia akan senantiasa ada
raga tak selalu bisa menyatu, namun cita hanya ada satu | bila tidak di dunia, di surga kita berharap selalu
semakin jauh jarak, sesalku semakin nampak | atas salah nan banyak, dan kurang yang berarak
rupanya ini cara Allah memperbarui cinta, lewat amanah dan kerinduan | layaknya Ibrahim dan Hajar, yang dididik oleh jarak dan pengorbanan
dan lewat taat Allah jaga sakinah |  dari taat Allah janjikan semua indah

Rabu, 28 Januari 2015

Renungan Malam ini

Seorang muslim selalu punya cara sendiri untuk menata hatinya
Meski berlawanan dengan apa yang ia terima didalam kehidupannya.

Terkadang saat mendapat musibah, air matanya menetes.
Tapi...hatinya selalu yakin bahwa apa yang diberikan Allah kepadanya pasti yang terbaik.
Fisiknya mungkin tak kuat, fikirannya mungkin lelah.

Tapi...tidak dengan hatinya. Ia yakin ketika ia di uji itu sebagai tanda bahwa Allah mencintainya.
Ia yakin ada skenario indah yang telah Allah persiapkan untuknya.
Ia yakin setelah kesulitan akan selalu ada kemudahan.
Ia yakin ada banyak hikmah yang nanti ia petik.
Ia yakin Allah lebih tahu segalanya yang terbaik untuk hidupnya.
Ia yakin jika ia bersabar pasti akan berakhir indah.

Karena hidup tidak selamanya berjalan mulus.
Perlu batu kerikil, supaya kita berhati-hati.
Perlu semak berduri supaya kita waspada.
Perlu persimpangan supaya kita bijaksana dalam memilih.
Perlu petunjuk jalan supaya kita punya harapan tentang arah masa depan.
Perlu masalah supaya kita tahu, kita punya kekuatan.

Hidup, perlu pengorbanan supaya kita tahu cara bekerja keras.
Perlu air mata supaya tahu merendahkan hati.
Perlu  celaan supaya kita tahu bagaimana cara menghargai.
Perlu tertawa supaya kita tahu mengucap syukur.
Perlu tersenyum supaya kita tahu kita punya cinta.
Perlu orang lain supaya kita tahu bahwa kita tidak dapat sendiri dalam hidup di dunia.

Tulisan ini kutujukan untuk hatiku dan
hati sahabat-sahabat tercintaku yang
kerap kali terisi oleh cinta selain
dariNya, yang mudah sekali terlena
oleh keindah dunia yang fana, yang terkadang
melakukan segalanya bukan karenaNya,
lalu di ruang hatinya yang kelam merasa 
snang jika dilihat dan dipuji orang, 
entah di mana keikhlasannya.

Maka saat merasakan kekecewaan dan 
kelelahan karena perkara yang dilakukan tidak karenaNya. Maka sesungguhnya Allah tidak pernah menanyakan
hasil. Dia melihat kesungguhan
dalam berproses.

Tulisan ini kutujukan pula untuk jiwaku
serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku
yang mulai lelah menapaki jalanNya
ketika seringkali mengeluh, merasa
dibebani bahkan terpaksa untuk
menjalankan tugas yang sangat mulia.

Padahal tiada kesakitan, kelelahan
serta kepayahan yang dirasakan oleh
seorang hamba melainkan Allah akan
mengampuni dosa-dosanya. Ma Syaa Allah...

Tulisan ini kutujukan untuk ruh-ku dan
ruh sahabat-sahabat tercintaku yang
mulai terkikis oleh dunia yang menipu,
serta membiarkan fitrahnya tertutup
oleh maksiat yang dinikmati, lalu di
manakah kejujuran diletakkan ? Dan kini
terabailah sudah nurani yang bersih,
saat ibadah hanyalah sebagai aktivitas rutin
belaka, saat jasmani dan fikiran
disibukkan oleh dunia, saat wajah
menampakkan kebahagiaan yang penuh
kepalsuan. Coba lihat jauh lebih kedalam ! Hati kita sesungguhnya
menangis dan merana.

Tulisan ini kutujukan untuk diriku dan
diri sahabat-sahabat tercintaku yang
sombong, yang terkadang bangga pada
dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun
yang membuat kita lebih di hadapanNya
selain ketakwaan

Rabu, 21 Januari 2015

Mencintai dalam Diam


Mencintai dalam diam itu lebih baik bagi perasaanku dan perasaanmu..
mencintai dalam diam itu ibarat aku ingin memuliakanmu,
Jika memang cinta dalam diam itu tidak memiliki kesempatan berbicara di dunia nyata..
biarlah menjadi memori tersendiri di sudut hati ini.
dan jika dia bukan untuk di miliki, aku yakin Allah akan menghapus cinta dalam diamku padamu..
dengan cara memberikan rasa yang lebih indah pada waktu yang tepat..
Dalam hati kami (aku dan beberapa teman) selalu meneguhkan diri, bahwa di belahan bumi lain ada seorang pangeran yang setia menunggu. Jadi tugas kita saat adalah memperbaiki diri.

Teringat ketika membaca surat cintanya Allah : (A
n-Nur 26 )Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)).

Juga (An-Nur 33). Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.

"…Dan barang siapa belum mampu, maka atasnyalah puasa. Maka sesungguhnya puasa itu benteng baginya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dan Jika kamu sedang MERINDUKAN seseorang, PEJAMKANLAH MATAmu dan UCAPKANLAH:

“Ya Allah , aku merindukannya karena-Mu Ya Allah,
 Jauhkanlah aku dari perkara yang membuat aku lupa kepada-Mu..

Aku semakin mengerti, ‘JARAK ’ ini bukan untuk menghukumku, tetapi ‘JARAK ’ ini untuk MENJAGA aku dan dia .. 
Dengan ‘JARAK’ ini aku dan dia berjanji untuk BERUBAH menjadi yang lebih baik..

Dengan JARAK ini aku dan dia berjanji untuk MEMPERBAIKI cinta kepada Ilahi..
Dengan jarak ini aku dan dia berjanji untuk MENCINTAI Pencipta kami lebih dari segalanya..

Dengan JARAK ini aku dan dia berjanji untuk MENDALAMI Islam hingga ke akar umbi..
Dan Dengan JARAK ini juga aku dan dia yakin andai tiba saatnya nanti, 
aku dan dia akan LEBIH BERSEDIA untuk melayari semua ini dengan jalan yangdi ridhoi..

Terima kasih Ya Allah karena memberi PELUANG kepadaku melalui jalanMU ini.
Terima kasih karena memberikan CINTA JARAK JAUH itu kepada aku dan dia.



Catatan hati penulis yang berusaha memperbaiki diri